Hari ini adalah hari yang
ditunggu-tunggu oleh jutaan siswa SMP/MTs se Indonesia, karena hari ini
hasil Ujian Nasional diumumkan. Akan banyak ekspresi yang kita temui
saat kita menyaksikan anak-anak menuia hasil belajarnya selama 3 tahun
di sekolah. Ekspresi gembira pasti ada, ekspresi puas, lepas dari beban
yang menumpuk selama ini, maupun ekspresi ketidakpuasan juga pasti akan
kita temui.
Sebagai orang tua, respon kita terhadap
“hasil kerja” anak menjadi sangat penting untuk dicermati. Hal itu
dikarenakan anak akan merekam dan menangkap apa yang menjadi visi dan
misi kita untuk masa depan anak. Perlu kehati-hatian penuh dalam
menyikapi hasil UN ini.
Sikap ketidakpuasan orang tua akan
dikesankan anak sebagai keinginan prestasi lebih baik, hal ini dapat
menimbulkan semangat baru bagi anak-anak yang suka tantangan dan
mempunyai sifat ambisius dalam berprestasi. Namun sikap ketidakpuasan
orang tua harus disampaikan dengan cara sangat hati-hati, karena sikap
ini dapat berbalik terkesan menjadi sikap apriori, tidak menghargai
kerja keras dan KEJUJURAN anak dalam mencapai prestasinya sekarang. Jika
hal ini yang terjadi maka dampak negatif pada diri anak yang akan
muncul. Karena bagaimanapun juga yang terpenting adalah bahwa prestasi
anak harus kita hargai sesuai dengan usaha yang telah ia lakukan selama
ini. Jika prestasi anak dibawah kemampuan sebenarnya yang ia miliki,
maka sebagai orang tua harus mencoba mencari dimana penghambat prestasi
tersebut. Merancang langkah kedepan jauh lebih baik dari pada
menyalahkan dan menimpakan ketidakberhasilan pada anak semata. Karena
anak harus kita anggap sebagai pribadi yang tengah berkembang menuju
kedewasaannya yang tentu saja sangat mungkin untuk tergelincir pada
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan prestasinya tidak dapat maksimal
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Menjadi kewajiban orang tua
untuk kembali mengarahkan anak agar dapat berprestasi sesuai dengan
kemampuan dirinya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
penghargaan kepada anak atas usaha dan kejujurannya dalam berusaha dan
belajar. Nilai kejujuran seharusnya jauh lebih penting dan jauh bernilai
dari pada nilai prestasi semata. Namun juga perlu diwaspadai adanya
kemungkinan anak bermalas-malasan dalam belajar karena berlindung
dibalik kejujurannya. Penekanan Kejujuran, Kerja keras dan Prestasi
harus berimbang untuk membentuk pribadi yang tangguh dalam menghadapi
tantangan jaman yang kian keras. Tak ada prestasi yang sesungguhnya
tanpa kerja keras dan kejujuran. Nilai yang tinggi yang dicapai tidak
dengan kerja keras dan kejujuran sejatinya bukanlah prestasi yang pantas
dibanggakan.
Satu pijakan yang harus dipahami dalam
menyikapi hasil belajar anak adalah bahwa Tuhan menciptakan manusia
tidaklah seragam, tidak pula dalam hal kemampuan anak. Sehingga prestasi
yang hakiki adalah mencapai sesuatu sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan anak. Jangan paksakan anak untuk berprestasi dalam Matematika
misalnya, kalau sebenarnya bakat dan minat anak kita bukan dalam bidang
Matematika. Oleh karena itu jika negara melalui UN-nya hanya dapat
menghargai anak dalam 4 bidang mata pelajaran saja, kita sebagai orang
tua seharusnya lebih memahami apa kemampuan anak kita.
1 Komentar untuk "Ayah tetep bangga karena kamu JUJUR"
Hello;
I have read your blog regarding safety mats, As you had right wonderful article, and this is very interesting.
Thanks for sharing such wonderful blog.
http://www.matsindia.com/