Masalah adalah sisi lain dari kehidupan setiap manusia. Masalah tak pernah lepas saat kita masih dapat beraktifitas, jadi jangan coba-coba untuk menghindari masalah karena masalah dan kesuksesan adalah ibarat dua sisi mata uang. Kata orang sukses (yang sukses mengatasi masalahnya) “masalah akan mendewasakan kita” selanjutnya akan mencerdaskan kita untuk menghadapi masalah baru yang lebih besar dan lebih kompleks. Sedangkan kata orang yang gagal (masih dalam proses menghadapi masalah) mengatasi masalah adalah bagian tersulit dalam kehidupan ini, sisanya adalah kenikmatan, keindahan dan kenyamanan.
So… buat yang lagi “bermasalah”, ada tips sederhana : Disaat kita menemukan masalah, jangan panik, coba tanya hati nurani dan abaikan pikiran logis serta bisikan setan, karena hati nurani adalah bagian diri kita yang paling jujur, sedangkan kejujuran adalah solusi permanen untuk setiap permasalahan. Bisikan setan akan melahirkan kebohongan dan merupakan solusi temporer yang akan menimbulkan masalah di masa depan. Sedangkan logika pikiran akan melahirkan penyelesaian yang parsial karena keterbatasan kemampuan manusia yang rawan untuk diikuti oleh rasa sombong.
Kalau kita mau runut, setiap masalah yang kita hadapi sesungguhnya adalah buah dari ketidakjujuran yang kita lakukan maupun dilakukan oleh orang lain. Lho kok… bawa-bawa orang lain? Yups .. betul, terkadang kita harus ikut menanggung masalah yang ditimbulkan oleh ketidakjujuran orang lain. Mari kita coba renungkan contoh disekitar kita, urusan jadi “lebih cepet” kalau pake perangko amplop yang isinya duit, wah ini mah jelas-jelas orang lain yang berbuat tidak jujur tapi kita yang harus nanggung akibatnya. Banjir dimana-mana (kata orang karena buang sampah sembarangan #perlu pembuktian lebih lanjut#) akibat dari ketidakjujuran waktu buang sampah, kecopetan jelasa orang lain yang tidak jujur dan lain-lain.
Terbayang seandainya semua orang di dunia ini jujur mungkin kita bisa menikmati dunia ini dengan lebih nyaman, tanpa tekanan masalah. Tak perlu ada polisi, jaksa, hakim dan KPK, karena semua berlaku jujur. Tak perlu partai politik atau politikus karena semua telah berjalan sesuai aturan alam sehingga semua urusan tak perlu diwakilkan. Tak perlu dokter, perawat dan rumah sakit, masa sih… Ya memang karena pernyakit sebenarnya adalah juga buah dari ketidak jujuran. Orang sakit gula (diabet) karena tidak jujur saat mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya sendiri, orang sakit jantung karena tidak jujur sehingga mengakibatkan tekanan darah naik dan kerja jantung jadi over (sok tahu…), orang sakit gatel-gatel karena tidak jujur, maunya mandi 2 hari sekali.
Trus apa keunggulannya “hati nurani” (bukan nama salah satu partai politik) untuk menyelesaikan semua permasalahan? Ya karena hati nurani adalah sebenarnya merupakan sisi baik dari setiap manusia. Setiap manusia dilahirkan dengan bekal semua kebaikan, sehingga setiap manusia sejujurnya ingin terlihat selalu baik. Kesalahan adalah saat kita melakukan hal-hal yang mengingkari kebaikan itu sendiri. Sehingga di saat kita telah terlanjur melakukan kesalahan, maka solusi permanen untuk mengatasi kesalahan itu adalah kembali mendengarkan apa kata hati nurani. Tapi berhati-hatilah saat mendengarkan bisikan hati nurani, karena di sebelah kiri dan kanan hati nurani itulah bercokol bisikan setan. Setan akan membisikan “solusi” alternatif lain yang biasanya lebih enak, lebih gampang dan lebih cepat, namun perlu diingat namanya juga setan tak ada yang benar-benar memberikan solusi pada manusia, solusi ala setan adalah solusi yang di akan dibelokkan dan pasti akan menimbulkan permasalahan/kesalahan yang lebih besar di masa lain. Sedangkan di sisi atas dari hati nurani adalah logika pemikiran kita, logika pemikiran juga akan menawarkan alternatif solusi, tapi hati-hati solusi yang ditawarkan oleh logika biasanya akan menimbulkan sikap jumawa (sombong) yang pada hakekatnya juga merupakan sebuah ketidak jujuran. Sisi bawah dari hati nurani ditempati oleh hawa nafsu yang juga menawarkan solusi tapi biasanya bersifat merusak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jadi kembali solusi apa yang akan kita pilih ketika menghadapi sebuah masalah adalah tergantung pada diri kita masing-masing. Kita harus memilih diantara solusi-solusi yang telah ditawarkan tersebut. Masing-masing beresiko dan berimplikasi, pertimbangan hati nurani menjadi penentu mana yang merupakan solusi terbaik….
0 Komentar untuk "Mencari Solusi"